Tuesday, February 14, 2012

RUMAH SUSUN (Bagian3)

Utilitas Pada Bangunan
  • Utilitas Lingkungan Sekitar Rumah Susun
  • Utilitas Bangunan Pada Rumah Susun

Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sebagai suatu sistem, bangunan terdiri dari sub-sub sistem yang membentuknya secara integral dalam satu kesatuan. Sub-sub sistem tersebut antara lain arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, desain ruang dalam (interior), desain ruang luar (landscape), utilitas, dan sistem-sistem lain seperti manajemen / pengelolaan, maitenance /service, sistem penanggulangan kebakaran /fire safety.

Sistem-sistem ini haruslah terintegrasi dengan baik dalam bangunan.
Sistem Penanggulangan Kebakaran adalah sistem proteksi yang perlu
disertakan di dalam bangunan. Khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan/atau bangunan yang mewadahi orang banyak, hal ini menjadi suatu kewajiban untuk disediakan.

Pada pelaksanaannya, tentunya penataan atau perencanaannya harusdilibatkan secara kontinyu pada saat proses konstruksi secara keseluruhan. Proses konstruksi yang dimaksudkan di atas adalah dari mulai tahap perencanaan, perancangan, pembangunan, pengoperasian serta perbaikan dan perawatan.

Tujuan perencanaan penanggulangan kebakaran (Fire Safety) adalah untuk menyelamatkan jiwa manusia dan untuk kemudian sebisanya menghindari kerusakan seminimal mungkin. Dasar-dasar penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan, dilandasi oleh sifat alamiah api yang signifikan membahayakan baik itu yang menimbulkan kerugian material ataupun keselamatan jiwa manusia.

Beberapa item yang sekaligus juga merupakan tujuan langkah penyelamatan terhadap bahaya kebakaran, antara lain :

  • mencegah terjadinya kebakaran
  • mencegah berkembangnya api sehingga tidak terkendali
  • mendeteksi terjadinya api sedini mungkin
  • memadamkan api dengan cepat
  • memudahkan evakuasi penghuni dan barang properti
  • meminimalkan kerusakan yang timbul

Sedangkan implementasi dari tindakan-tindakan penyelamatan di atas bisa
disimpulkan menjadi empat bagian utama yaitu :

  • menyelamatkan jiwa manusia
  • menyelamatkan bangunan dan isinya
  • menjadi acuan/pedoman proses penanggulangan dan penyelamatan
  • meminimalkan kerusakan pada lingkungan

Klasifikasi Sistem Penanggulangan Kebakaran

Ada beberapa cara yang dikenal dalam mengklasifikasikan sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan. Beberapa di antaranya yang sering digunakan antara lain :

1. Klasifikasi berdasarkan implementasi dan cara pelaksanaannya,
Berdasarkan implementasi dan cara pelaksanaannya, sistem penanggulangan kebakaran diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu:
  • sistem proteksi aktif , proteksi melalui sarana aktif atau secara mekanis
  • sistem proteksi pasif. , proteksi melalui sarana pasif

2. Berdasarkan pentahapan cara pelaksanaan penanggulangan kebakaran, sistem dibagi dalam 5 tahap yaitu :
  • Prevention (Sistem Preventif), memastikan api dan kebakaran tidak timbul, dengan mengontrol sumber api dan bahan yang terbakar
  • Communications (Sistem Komunikasi)
  • Escape System (Sistem Jalur penyelamatan)
  • Containment System (Sistem Pengisolasian Api)
  • Extinguishment System (Sistem Pemadaman)

3. Klasifikasi berdasarkan cara/teknologi penanggulangan, dibagi dalam dua kategori :
  • Soft Teknologi (sistem proteksi melalui perangkat peraturan, standar, manajemen dan perencanaan desain)
  • Hard Teknologi (dengan penggunaan perangkat peralatan )

Untuk Indonesia, umumnya sistem pengklasifikasian yang biasa dipakai adalah berdasarkan implementasi dan cara pelaksanaannya yaitu dibagi dua sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif.

Sistem proteksi aktif

Sistem proteksi aktif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaranmelalui sarana aktif yang terdapat pada bangunan atau sistem perlindungan dengan
menangani api/kebakaran secara langsung. Cara yang lazim digunakan adalah :

a. Sistem Pendeteksian Dini

Sistem pendeteksian dini terhadap terjadinya kebakaran dimaksudkan untuk mengetahui serta dapat memberi refleksi cepat kepada penghuni untuk segera memadamkan api pada tahap awal. Sensor-sensor yang umum dikenal adalah :
  • alarm kebakaran;
  • detektor panas, asap, nyala dan atau gas
  • manual call point;
  • panel control;
  • sumber daya darurat lainnya

b. Sistem Pemercik (Sprinkler) Otomatis

Sistem ini biasanya bersinergi langsung dengan sistem pendeteksi dini, dimana bila sistem detektor bekerja, langsung dilanjutkan dengan bekerjanya alat ini untuk pemadaman. Beberapa sistem yang biasa dikenal antara lain :
  • alarm kebakaran;
  • sistem sprinkler otomatis;
  • sistem hidran (hidran dalam maupun halaman); hose reel;

c. Sistem Pemadam dengan bahan kimia portable :
  • alat pemadam Halon/BCP;
  • alat pemladam C02;
  • alat pemadam Dry chemicals;
  • alat pemadam busa/foam;

d. Sistem Pemadam Khusus, yang mencakup :
  • C02 componenet,
  • Halon extinguisher unit;
  • Foam systems;

e. Sistem Pengendalian Asap, sistem yang umum dipakai :
  • smoke venting;
  • smoke towers;
  • tata udara untuk pengendalian asap; dan
  • elevator smoke control.

Sistem proteksi pasif

Sistem proteksi pasif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaran yang bekerjanya melalui sarana pasif yang terdapat pada bangunan. Biasanya juga disebut sebagai sistem perlindungan bangunan dengan menangani api dan kebakaran secara tidak langsung. Caranya dengan meningkatkan kinerja bahan bangunan, struktur bangunan, pengontrolan dan penyediaan fasilitas pendukung penyelamatan terhadap bahaya api dan kebakaran Sistem ini adalah yang paling lazim dan maksimal yang bisa dilakukan pada kasus fasilitas pemukiman.

Yang termasuk di dalam sistem proteksi pasif ini antara lain :
  1. Perencanaan dan disain site, akses dan lingkungan bangunan
  2. Perencanaan struktur bangunan
  3. Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan
  4. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan
  5. Manajemen sistem penanggulangan kebakaran

a. Perencanaan dan disain site, akses dan lingkungan bangunan

Beberapa hal yang termasuk di dalam permasalahan site dalam kaitannya dengan penanggulangan kebakaran ini antara lain :
  • penataan blok-blok massa hunian dan jarak antar bangunan,
  • kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan
  • tersedianya area parkir ataupun open space di lingkungan kawasan
  • menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan
  • menyediakan aliran dan kapasitas suply air untuk pemadaman

b. Perencanaan Struktur dan Konstruksi Bangunan

Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan sistem ini antara lain :
  • Pemilihan material bangunan yang memperhatikan sifat material
  • kemampuan / daya tahan bahan struktur (fire resistance) dari komponen-komponen struktur.
  • penataan ruang, terutama berkaitan dengan areal yang rawan bahaya, dengan memilih material struktur yang lebih resisten

c. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan.

Biasanya diperuntukkan untuk bangunan pemukimna berlantai banyak dan merupakan bangunan yang lebih kompleks. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perencanaan sistem ini :
  • kalkulasi jumlah penghuni/pemakai bangunan
  • tangga kebakaran dan jenisnya
  • pintu kebakaran
  • daerah perlindungan sementara
  • jalur keluar bangunan &
  • peralatan dan perlengkapan evakuasi

d. Manajemen sistem penanggulangan kebakaran

Sistem manajemen kebakaran ini mencakup lima aspek yang harus dipertimbangkan di dalam sistem penanggulangan kebakaran, yaitu :
  • tindakan preventif / pencegahan
  • sistem prosedural
  • sistem komunikasi
  • perawatan / pemeliharaan
  • sistem pelatihan

Aspek-aspek tersebut masing-masing harus selalu dievaluasi kelengkapan dan fungsinya agar dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Untuk itu diperlukan sistem manajemen yang dapat mengelolanya dengan baik.


Perencanaan Site, Akses dan Lingkungan Bangunan

Telah diuraikan sebelumnya, bahwa perencanaan site, akses dan lingkungan bangunan adalah termasuk salah satu sistem proteksi pasif dalam menanggulangi bahaya kebakaran. Hal-hal yang termasuk di dalam permasalahan perencanaan site dalam kaitannya dengan penanggulangan/proteksi kebakaran pada bangunan:

  • kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan berkaitan dengan kemudahan pencapaian ke lokasi site oleh regu penolong dan secepatnya pula untuk melakukan evakuasi
  • penataan blok-blok massa hunian dan jarak antar bangunan, berkaitan erat dengan kemudahan pencapaian dan proteksi terhadap penyebaran api pada bangunan agar tidak berkembang lebih luas ke bangunan yang lain.
  • tersedianya area parkir ataupun open space di lingkungan kawasan, ini berhubungan dengan sarana evakuasi manusia dan barang serta spesifikasi tertentu dari kenderaan regu pemadam kebakaran.
  • menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan sebenarnya termasuk sarana proteksi aktif dan kinerjanya berkaitan erat dengan perletakannya, serta operasional pasukan pemadam kebakaran

Banyak ditemukan kasus dimana kebakaran menimbulkan kerugian dan kerusakan yang lebih besar disebabkan kurangnya pertolongan yang cepat oleh para petugas pemadam kebakaran. Disain dan perencanaan bangunan (dalam hal ini disain ruang luar dan aksesibilitas bangunan) ternyata sangat berperan dalam mendukung
perlindungan terhadap timbul, berkembang dan tertanggulanginya kebakaran terhadap bangunan.

Beberapa hal yang termasuk di dalam permasalahan site dalam kaitannya dengan penanggulangan kebakaran ini antara lain :
  • penataan blok-blok massa hunian dan jarak antar bangunan,
  • kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan
  • tersedianya area parkir ataupun open space di lingkungan kawasan
  • menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan
  • menyediakan aliran dan kapasitas suply air untuk pemadaman

No comments:

Post a Comment