PERUMAHAN (HOUSING) : adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal.
Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan.
Pemukiman dapat diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitandan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.
Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan.
Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu: (American Public Health Association, Basic Principle of Healthful Housing, New York, 1960.)
♪ Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
♫ Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusi.
♪ Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
♫ Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
Kepemilikan rumah diakui mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan perumahan baik secara fisik maupun sosial. Mulder (2005) menyatakan bahwa secara umum kualitas rumah yang dimiliki dan dihuni rata-rata lebih baik dibandingkan kondisi hunian yang disewakan. Menurut Rohe et.al.(1996) dan Cho et.al. (2006) peningkatan kualitas lingkungan fisik akan terjadi secara alamiah karena ada kebutuhan untuk meningkatkan kepuasan terhadap kondisi rumahnya. Perbaikan kualitas lingkungan sangat dimungkinkan dilakukan karena hak pemilikan memberikan kendali yang lebih besar untuk melakukan perubahan rumah – dibadingkan dengan penyewaan. Peningkatan kualitas rumah dengan sendirinya akan menambah nilai guna rumah karena pemilik memperoleh lebih rasa aman dan nyaman dalam menempati rumahnya (Gwyther, 2003).
Selain itu pemilikan rumah akan menjadikan lingkungan ketetanggaan semakin baik. Mulder (2005) dan Cho et.al. (2006) menegaskan bahwa pemilikan rumah memberikan kontrol yang luas terhadap rumahnya. Hak tersebut memberikan kemungkinan untuk tinggal selama-lamanya di rumah tersebut. Pola penghunian tersebut dapat menghasilkan kehidupan bertetangga yang lebih baik karena ikatan hidup bersama dalam jangka panjang (lama) akan semakin kuat. Di samping membentuk sistem kontrol terhadap perilaku warganya (Van Zandt, 2006), ikatan ketetanggaan tersebut juga akan mendorong terbentuknya komunitas dan berkembangnya mekanisme pemeliharaan lingkungan. Dua hal terakhir tersebut merupakan syarat yang penting bagi keberlanjutan lingkungan perumahan (Roseland, 1998).
Friday, June 24, 2011
Monday, June 6, 2011
Klasifikasi Perumahan (Hunian)
Hunian Vertikal
Pengertian hunian-vertikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
hunian merupakan tempat tinggal; kediaman (yg dihuni);
vertikal adalah tegak lurus dari bawah ke atas atau kebalikannya, membentuk garis tegak lurus (bersudut 90º) dengan permukaan bumi, garis horizontal, atau bidang datar.
Gedung atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-masing satu keluarga)
Apartemen
Penegertian apartemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Apartemen merupakan tempat tingga (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan yang bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dsb).
Hunian Horisontal
Pengertian hunian-horizontal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
hunian merupakan tempat tinggal; kediaman (yg dihuni);
horizontal adalah terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis datar;mendatar.
Perumahan
Perumahan berasal dari kata rumah yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti bangunan untuk tempat tinggal. Perumahan sendiri memiliki arti kumpulan beberapa rumah atau rumah-rumah tinggal.
Menurut Undang-Undang RI No.4 thn 1992, perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Perumahan atau housing adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal.
Rumah juga dapat diartikan sebagi berikut :
• Tempat untuk berumah tangga, tempat tinggal/alamat, lokasi tempat tinggal.
• Bagian dari eksistensi individu/keluarga (terkait dengan status, tempat kedudukan,
identitas).
• Bagian dari kawasan fungsional kota.
• Investasi (keluarga atau perusahaan).
• Sumber bangkitan pergerakan (trip production).
• Ruang untuk rekreasi.
• Ruang yang digunakan untuk menjalin kehidupan keluarga.
• Wadah sebagai batas privasi.
Pengertian hunian-vertikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
hunian merupakan tempat tinggal; kediaman (yg dihuni);
vertikal adalah tegak lurus dari bawah ke atas atau kebalikannya, membentuk garis tegak lurus (bersudut 90º) dengan permukaan bumi, garis horizontal, atau bidang datar.
Jadi pengertian hunian-vertikal menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia adalah merupakan sebuah tempat tinggal atau kediaman yang dihuni, yang arah pertumbuhannya tegak lurus membentuk garis tegak lurus (bersudut 90º) dengan permukaan bumi.Rumah susun
Gedung atau bangunan bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-masing satu keluarga)
Apartemen
Penegertian apartemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Apartemen merupakan tempat tingga (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan yang bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dsb).
Hunian Horisontal
Pengertian hunian-horizontal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
hunian merupakan tempat tinggal; kediaman (yg dihuni);
horizontal adalah terletak pada garis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis datar;mendatar.
Jadi pengertian hunian-horizontal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merupakan sebuah tempat tinggal atau kediaman yang dihuni, yang arah pertumbuhannya terletak pada gharis atau bidang yang sejajar dengan horizon atau garis datar;mendatar.
Perumahan
Perumahan berasal dari kata rumah yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti bangunan untuk tempat tinggal. Perumahan sendiri memiliki arti kumpulan beberapa rumah atau rumah-rumah tinggal.
Menurut Undang-Undang RI No.4 thn 1992, perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Perumahan atau housing adalah tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal.
Rumah juga dapat diartikan sebagi berikut :
• Tempat untuk berumah tangga, tempat tinggal/alamat, lokasi tempat tinggal.
• Bagian dari eksistensi individu/keluarga (terkait dengan status, tempat kedudukan,
identitas).
• Bagian dari kawasan fungsional kota.
• Investasi (keluarga atau perusahaan).
• Sumber bangkitan pergerakan (trip production).
• Ruang untuk rekreasi.
• Ruang yang digunakan untuk menjalin kehidupan keluarga.
• Wadah sebagai batas privasi.
Konsep-konsep Desain Permukiman 4
Teori Desain Spasial Kota
Menurut Tracik (1986) dalam suatu lingkungan permukiman ada rangkaian antara figure ground, linkage dan place.
Figure ground menekankan adanya public civics space atau open space pada kota sebagai figure.
Melalui figure ground plan dapat diketahui antara lain pola atau tipologi, konfigurasi solid void yang merupakan elemen kawasan atau pattern kawasan penelitian, kualitas ruang luar sangat dipengaruhi oleh figure bangunan-bangunan yang melingkupinya, dimana tampak bangunan merupakan dinding ruang luar, oleh karena itu tata letak, bentuk dan fasade sistem bangunan harus berada dalam sistem ruang luar yang membentuknya. Komunikasi antara privat dan publik tercipta secara langsung. Ruang yang mengurung (enclosure) merupakan void yang paling dominan, berskala manusia (dalam lingkup sudut pandang mata 25-30 derajat) void adalah ruang luar yang berskala interior, dimana ruang tersebut seperti di dalam bangunan, sehingga ruang luar yang enclosure terasa seperti interior. Diperlukan keakraban antara bangunan sebagai private domain dan ruang luar sebagai publik dominan yang menyatu.
Dalam ¨lingkage theory¨ sirkulasi merupakan penekanan pada hubungan pergerakan yang meruakan kontribusi yang sangat penting. Menurut Fumihiko Maki, Linkage secara sederhana adalah perekat, yaitu suatu kegiatan yang menyatukan seluruh lapisan aktivitas dan menghasilkan bentuk fisik kota, dalam teorinya dibedakan menjadi tiga tipe ruang kota formal, yaitu: Composition form, Megaform dan groupform. Teori linkage yang dapat diterapkan dalam kajian ini adalah group form yang merupakan ciri khas dari bentuk-bentuk spasial kota yang mempunyai kajian sejarah. Linkage ini tidak terbentuk secara langsung tetapi selalu dihubungkan dengan karakteristik fisik skala manusia, rentetan-rentetan space yang dipertegas oleh bangunan, dinding, pintu gerbang, dan juga jalan yang membentuk fasade suatu lingkungan perkampungan. Linkage theory ini dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan arahan dalam penataan suatu kawasan (lingkungan). Dalam konteks urban design, linkage menunjukkan hubungan pergerakan yang terjadi pada beberapa bagian zone makro dan mikro, dengan atau tanpa aspek keragaman fungsi yang berkaitan dengan fisik, historis, ekonomi, sosial, budaya dan politik (Danarti Karsono, 1996).
Menurut Shirvani (1985), linkage menggambarkan keterkaitan elemen bentuk dan tatanan masa bangunan, dimana pengertian bentuk dan tatanan massa bangunan tersebut akan meningkatkan fungsi kehidupan dan makna dari tempat tersebut. Karena konfigurasi dan penampilan massa bangunan dapat membentuk, mengarahkan, menjadi orientasi yang mendukung elemen linkage tersebut.
Bila pada figure ground theory dan linkage theory ditekankan pada konfigurasi massa fisik, dalam place theory ditekankan bahwa integrasi kota tidak hanya terletak pada konfigurasi fisik morfologi, tetapi integrasi antara aspek fisik morfologi ruang dengan masyarakat atau manusia yang merupakan tujuan utama dari teori ini, melalui pandangan bahwa urban design pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wadah kehidupan yang baik untuk penggunaan ruang kota baik publik maupun privat.
Pentingnya place theory dalam spasial design yaitu pemahaman tentang culture dan karakteristik suatu daerah yang ada menjadi ciri khas untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan agar penghuni (masyarakat) tidak merasa asing di dalam lingkungannya. Sebagaimana tempat mempunyai masa lalu (linkage history), tempat juga terus berkembang pada masa berikutnya. Artinya, nilai sejarah sangat penting dalam suatu kawasan kota. Aspek spesifik lingkungan menjadi indikator yang sangat penting dalam menggali potensi, mengatur tingkat perubahan serta kemungkinan pengembangan di masa datang, teori ini memberikan pengertian bahwa semakin penting nilai-nilai sosial dan budaya, dengan kaitan sejarah di dalam suatu ruang kota.
Menurut Tracik (1986) dalam suatu lingkungan permukiman ada rangkaian antara figure ground, linkage dan place.
Figure ground menekankan adanya public civics space atau open space pada kota sebagai figure.
Melalui figure ground plan dapat diketahui antara lain pola atau tipologi, konfigurasi solid void yang merupakan elemen kawasan atau pattern kawasan penelitian, kualitas ruang luar sangat dipengaruhi oleh figure bangunan-bangunan yang melingkupinya, dimana tampak bangunan merupakan dinding ruang luar, oleh karena itu tata letak, bentuk dan fasade sistem bangunan harus berada dalam sistem ruang luar yang membentuknya. Komunikasi antara privat dan publik tercipta secara langsung. Ruang yang mengurung (enclosure) merupakan void yang paling dominan, berskala manusia (dalam lingkup sudut pandang mata 25-30 derajat) void adalah ruang luar yang berskala interior, dimana ruang tersebut seperti di dalam bangunan, sehingga ruang luar yang enclosure terasa seperti interior. Diperlukan keakraban antara bangunan sebagai private domain dan ruang luar sebagai publik dominan yang menyatu.
Dalam ¨lingkage theory¨ sirkulasi merupakan penekanan pada hubungan pergerakan yang meruakan kontribusi yang sangat penting. Menurut Fumihiko Maki, Linkage secara sederhana adalah perekat, yaitu suatu kegiatan yang menyatukan seluruh lapisan aktivitas dan menghasilkan bentuk fisik kota, dalam teorinya dibedakan menjadi tiga tipe ruang kota formal, yaitu: Composition form, Megaform dan groupform. Teori linkage yang dapat diterapkan dalam kajian ini adalah group form yang merupakan ciri khas dari bentuk-bentuk spasial kota yang mempunyai kajian sejarah. Linkage ini tidak terbentuk secara langsung tetapi selalu dihubungkan dengan karakteristik fisik skala manusia, rentetan-rentetan space yang dipertegas oleh bangunan, dinding, pintu gerbang, dan juga jalan yang membentuk fasade suatu lingkungan perkampungan. Linkage theory ini dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan arahan dalam penataan suatu kawasan (lingkungan). Dalam konteks urban design, linkage menunjukkan hubungan pergerakan yang terjadi pada beberapa bagian zone makro dan mikro, dengan atau tanpa aspek keragaman fungsi yang berkaitan dengan fisik, historis, ekonomi, sosial, budaya dan politik (Danarti Karsono, 1996).
Menurut Shirvani (1985), linkage menggambarkan keterkaitan elemen bentuk dan tatanan masa bangunan, dimana pengertian bentuk dan tatanan massa bangunan tersebut akan meningkatkan fungsi kehidupan dan makna dari tempat tersebut. Karena konfigurasi dan penampilan massa bangunan dapat membentuk, mengarahkan, menjadi orientasi yang mendukung elemen linkage tersebut.
Bila pada figure ground theory dan linkage theory ditekankan pada konfigurasi massa fisik, dalam place theory ditekankan bahwa integrasi kota tidak hanya terletak pada konfigurasi fisik morfologi, tetapi integrasi antara aspek fisik morfologi ruang dengan masyarakat atau manusia yang merupakan tujuan utama dari teori ini, melalui pandangan bahwa urban design pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wadah kehidupan yang baik untuk penggunaan ruang kota baik publik maupun privat.
Pentingnya place theory dalam spasial design yaitu pemahaman tentang culture dan karakteristik suatu daerah yang ada menjadi ciri khas untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan agar penghuni (masyarakat) tidak merasa asing di dalam lingkungannya. Sebagaimana tempat mempunyai masa lalu (linkage history), tempat juga terus berkembang pada masa berikutnya. Artinya, nilai sejarah sangat penting dalam suatu kawasan kota. Aspek spesifik lingkungan menjadi indikator yang sangat penting dalam menggali potensi, mengatur tingkat perubahan serta kemungkinan pengembangan di masa datang, teori ini memberikan pengertian bahwa semakin penting nilai-nilai sosial dan budaya, dengan kaitan sejarah di dalam suatu ruang kota.
Subscribe to:
Posts (Atom)